Misteri di balik Bulan Purnama : Perspektif Medis

Aris Setyawan S. Kep., Ns., MHPE 
Dosen keperawatan STIKes Surga 

Bulan purnama merupakan salah satu jenis fase bulan yang dianggap cantik oleh sebagian orang. Namun dibalik kecantikan bulan purnama ternyata terdapat sebuah misteri. Hal ini karena adanya hubungan antara fase fase bulan dengan kondisi tubuh manusia. 

Fase bulan purnama dapat mempengaruhi kinerja jantung, aliran darah serta system hormonal manusia (Şeker, 2013; Chakraborty & Ghosh, 2013; Benli & Sunay, 2017). 
Selain itu, pada saat bulan purnama terdapat peningkatan kematian mendadak pada epilepsi, gangguan perilaku akut, kejadian migrain, gangguan psikotik non-afektif, depresi, perdarahan gastrointestinal, dan infark miokard akut. Terjadinya aborsi spontan dan serangan fibrilasi atrium juga mungkin terkait dengan fase bulan (Bevington, 2015). 

Hal ini terjadi karena efek medan magnet dan intensitas cahaya bulan saat purnama memiliki pengaruh langsung pada tingat hormon melatonin dalam darah (Takemura et al., 2006; Oliveira et al., 2010; Zimecki, 2006). 

Melatonin adalah hormon neurotropik yang diproduksi oleh kelenjar pineal didalam otak. Senyawa ini sangat berperanan dalam ritme biologis, regulasi tekanan darah, sistem imunitas dan sebagai anti oksidan yang penting. Produksinya dikendalikan oleh reseptor pada retina mata yang peka terhadap cahaya. Pada keadaan lingkungan yang gelap, sekresinya akan meningkat. Sebaliknya, sintesisnya akan terhambat bila terpapar oleh cahaya. Cahaya bulan purnama mungkin menjadi salah satu faktor terhambatnya sintesis melatonin. 

Salah satu upaya untuk menjaga tubuh saat bulan purnama adalah dengan berbekam. 
Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa melakukan bekam pada hari ke 17, 19, atau 21 maka akan menyembuhkan berbagai penyakit'' (HR Abu Dawud)
Penulis buku berjudul Al-Qanoon, Sina (Sina 2007) (980–1037 SM) mengatakan: “Bekam tidak disukai di awal atau akhir bulan. Lebih disukai di tengah bulan saat zat beracun dalam tubuh terkumpul”

Selain itu, secara ilmiah juga terbukti bahwa bekam lebih efektif dalam mengobati migraine saat dilakukan setelah tanggal 14 (kalender islam) atau setelah bulan purnama dari pada dilakukan di hari sebelumnya (Benli & Sunay ; 2017). 

Bagaimana efek bekam terhadap melatonin? 
InsyaAllah akan di tulis dalam artikel selanjutnya

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer