Ikatlah Perutmu Agar Syahwat Terjaga

Hati (Qalbu) menjadi indikator manusia itu sehat atau sakit. Jika hati manusia sehat maka sehat pula tubuhnya, begitupun sebaliknya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Dua penyakit yang menyerang hati (Qalbu) adalah syahwat dan syubhat.

Saat ini banyak manusia yang mengumbar syahwatnya bukan malah mengendalikan. Misal syahwat pada perut.

Banyak orang mengumbar perutnya untuk menikmati makanan2 yg berlebihan, lebih mementingkan Estetika dan rasa semu dari pada ke toyibban makanan.

Padahal estetika dan rasa hanyalah Racun yg di bingkai cantik.

Sehingga mereka akan memanen penyakit di masa yang akan datang.

Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan"[HR. Ahmad)

Maka penting bagi kita seorang muslim harus bisa mengendalikan syahwat perut dengan cara mengikat erat erat. Mengikat dengan Ilmu.

Mengikat perut dengan ilmu sebagai salah satu bentuk ikhtiar dalam mengendalikan syahwat perut. Hal ini sebenarnya sudah di ajarkan juga oleh waliullah di tanah jawa melalui ajaran islam yang dibingkai indah dalam sebuah budaya.

Salah satu budaya jawa yang di wariskan oleh sunan kalijaga adalah baju takwa yang menyimpan beribu makna dalam ajaran islam. Salah satu unsur pada baju takwa adalah membebet perut menggunakan stagen yang diikat dengan sabuk dari kamus dan timang.

Perut harus di bebet/diikat karena perut dan di bawah perut terdapat syahwat.

Dengan diikatnya perut, harapanya dapat mengendalikan syahwat pada perut. Tentunya diikat dengan ilmu. 

Ilmu dalam hal ini di wujudkan dalam sebuah bentuk kamus dan timang. 

Di dalam kamus terdapat banyak ilmu seperti kosa kata dan nama nama benda. 

Karena ilmu yang pertama kali di ajarakan Allah kepada nabi adam adalah nama nama benda. 

وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah [2]: 31).

Timang memiliki makna timangan atau buaian. Maka Ilmu harusnya di ajarkan sejak dalam buaian atau timangan sampai ajal menjemput. 

اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”

Dapat disimpulkan bahwa, untuk mengendalikan syahwat perut harus diikat dengan ilmu yang diajarkan sejak dini. 

Allah berfirman 

وَاذْكُرْ عِبَادَنَآ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُوْلِى اْلأَيْدِي وَاْلأَبْصَارِ

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (Ash Shaaffat :45)

Maka dengan kesempurnaan ilmu dan kesabaran, fitnah syahwat akan ditolak. [Mawaridul Amaan, hal: 414-415].

Mengikat syahwat perut dengan ilmu, tentunya ilmu yang bersumber dari Al Quran dan ilmu yang di contohkan langsung oleh Uswah Hasanah kita melalui perbuatanya.

Al Qur'an sebagai penyembuh dari Fitnah Syahwat karena di dalamnya terdapat banyak ilmu ilmu yang akan menundukan syahwat (Nafsu).


#Bersambung....

Aris Setyawan S. Kep., Ns., MHPE

Dosen Keperawatan STIKes Surga

Sekjen IIMF (International Islamic Medicine Forum)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer